VIRAL I INFODEPOK.NET
Kabar viral mengenai Alat swab antigen bekas di Bandara KUALANAMU mulai santer dan membuka Mata banyak masyarakat luas.
Stik bekas pakai yang digunakan untuk rapid test (swab) antigen calon penumpang pesawat di Bandara KUALANAMU ternyata dicuci menggunakan alkohol 75 persen di Kantor PT Kimia Farma di Jalan RA Kartini, Medan.
Kemudian, stik daur ulang dikirim ke Kimia Farma Bandara Kualanamu untuk digunakan kembali kepada calon penumpang pesawat.
Hal tersebut terungkap saat konferensi pers di Mapolda Sumut pada Rabu (29/4/2021) sore, yang menghadirkan tersangka manajer Kimia Farma PC, dan empat pegawai Kimia Farma yakni SP, DP, BM, RN.
Dikutip dari Kompas.com Tersangka SP dan DP, pegawai Kimia Farma Bandara Kualanamu, mengaku mereka bertugas untuk membawa alat antigen yang sudah digunakan untuk dicuci atau didaur ulang di kantor Kimia Farma di Jalan RA Kartini lalu dibawa kembali ke Bandara Kualanamu.
"Itu yang kita bersihkan dengan alkohol 75 persen dan dilap pada brushnya. Tidak rusak," ujar SP. DP mengaku dia hanya disuruh oleh PC, manajer Kimia Farma.
Tersangka MR, mengaku bertugas untuk mengetik hasil. Dia mengaku dipaksa oleh PC dan mengeluarkan hasil non reaktif. Namun jika hasilnya positif, tetap positif.
"Saya diarahkan untuk memakai brush bekas (lalu mengarahkan) ke analis untuk menggunakan brush bekas oleh arahan BM. Saya juga disuruh manipulasi data seperti laporan berita acara," katanya.
Benny Satria, seorang ahli dari Satgas Covid-19 Sumatera Utara yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa telah terjadi manipulasi prosedur tindakan tes swab antigen.
Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara menyampaikan Plt Business Manajer Laboratorium Kimia Farma Medan berinisial PM yang merangkap Kepala Layanan Kimia Farma Diagnostik Bandara Kualanamu meraup keuntungan sebesar Rp 30 juta per hari dari pelayanan tes antigen menggunakan alat bekas. Nominal tersebut terungkap penyidikan yang dilakukan Direskrimsus Polda Sumut, seperti dukutip CNBC Indonesia.
KDC/ID
Posting Komentar untuk "'Bisnis' Swab Covid Terkuak : Saya Juga Disuruh Manipulasi Data"