INFODEPOK.NET - Di media massa atau di sekeliling kita, kekerasan pada anak kerap kali terjadi. Pelakunya beragam, mulai dari oleh orangtua sendiri, kerabat, hingga pihak-pihak tidak bertanggungjawab lainnya. Sebagian korban kekerasan terhadap anak bahkan sampai kehilangan nyawanya. Tahukah Anda bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya sebatas kekerasan fisik saja, namun ada beragam bentuk kekerasan pada anak yang mungkin tidak pernah Anda sadari sebelumnya.
Source: popmama.com |
Kekerasan pada anak
Sebelum berbicara mengenai bentuk
kekerasan pada anak, ada baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu
definisinya. Kekerasan pada anak adalah setiap perbuatan yang dilakukan pada
anak hingga menyebabkan anak sengsara atau menderita secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau terlantar. Kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di
keluarga yang miskin atau lingkungan yang buruk. Fenomena ini dapat terjadi
pada semua kelompok ras, ekonomi, dan budaya. Bahkan pada keluarga yang
terlihat harmonis pun bisa saja terjadi KDRT pada anak.
Berdasarkan data dari Departemen
Kesehatan, sebagian besar pelaku kekerasan pada anak merupakan anggota keluarga
atau orang lain yang dekat dengan keluarga. Oleh sebab itu, Anda harus lebih
berhati-hati dalam melindungi anak. Meski tidak menutup kemungkinan bahwa orang
asing juga bisa melakukannya. Selain itu, kekerasan terhadap anak juga bisa
terjadi secara tidak sengaja. Dengan kata lain, tidak ada niatan awal untuk
menyakiti anak atau memang memiliki masalah kejiwaan sehingga pelaku bertindak
di luar kesadaran.
Kekerasan pada anak menjadi
masalah yang cukup sulit dihentikan. Di berita sehari-hari seringkali dijumpai
kabar mengenai anak yang dipukuli, dirundung, dan sebagainya. Hal tersebut
tentu sangatlah memprihatinkan.
Jenis kekerasan pada anak
Sebagian orang mungkin menganggap
bahwa kekerasan terhadap anak hanyalah seputar kekerasan fisik. Namun, itu
hanyalah salah satu bentuk kekerasan pada anak. Terdapat beberapa jenis
kekerasan pada anak yang perlu Anda ketahui, di antaranya:
1. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik merupakan
kekerasan yang terjadi ketika seseorang menyakiti tubuh anak atau membuat
fisiknya dalam keadaan yang berbahaya. Anak yang mendapat kekerasan fisik dapat
mengalami luka yang ringan, berat, hingga meninggal. Contoh bentuk kekerasan
fisik, yaitu memukul, melempar, mencekik, menyundut rokok pada anak, dan
semacamnya.
Ada banyak cara lain yang lebih
efektif untuk mendisiplinkan anak tanpa harus membuatnya trauma atau
meninggalkan luka pada tubuhnya. Anda bisa melakukan pendekatan secara personal
dengan anak untuk dapat memecahkan masalah tanpa harus melakukan kekerasan
fisik.
2. Kekerasan emosional
Tak hanya fisik yang dapat
tersakiti, mental anak juga bisa terganggu ketika mendapat kekerasan emosional.
Kekerasan emosional merupakan kekerasan yang terjadi ketika seseorang menyakiti
mental anak hingga membahayakan perkembangan emosinya.
Contoh bentuk kekerasan
emosional, yaitu membentak, meremehkan, menggertak, mempermalukan, mengancam,
dan tidak menunjukkan kasih sayang.
Apabila Anda melihat tanda-tanda
berikut, bisa jadi anak Anda sedang mengalami efek dari kekerasan emosional:
Kehilangan kepercayaan diri
Terlihat depresi dan gelisah
Memilih untuk bolos sekolah
Mengalami penurunan prestasi
Kehilangan semangat untuk sekolah
Menghindari situasi tertentu
Sakit kepala atau sakit perut
yang tiba-tiba
Menarik diri dari aktivitas
sosial, teman-teman, atau orangtua
Perkembangan emosional terlambat
Kehilangan ketrampilan
3. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual merupakan
segala jenis aktivitas seksual dengan anak. Tidak hanya kontak fisik, kekerasan
seksual juga bisa melalui verbal ataupun materi lain yang dapat melecehkan
anak.
Contoh kekerasan pada anak dalam
konteks seksual, yakni melakukan kontak seksual dengan anak (mulai dari
berciuman ataupun melakukan hubungan seks), memaksa anak mengambil foto atau video
porno, melakukan call sex, menunjukkan alat vital pada anak, mempertontonkan
film porno, dan lainnya.
4. Penelantaran
Penelantaran merupakan salah satu
bentuk kekerasan terhadap anak. Ini terjadi ketika orangtua atau pengasuh tidak
merawat atau melindungi anak sehingga anak menjadi terlantar. Tidak menyediakan
kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, dan kesehatan, juga merupakan
bentuk penelantaran anak. Selain itu, meninggalkan anak sendirian untuk waktu
yang lama, atau dalam keadaan yang berbahaya juga termasuk dalam penelantaran
anak.
Dampak kekerasan pada anak
Dalam kebanyakan kasus, anak-anak
yang mendapat kekerasan lebih menderita secara mental. Kekerasan pada anak
tentu akan memberi efek pada diri mereka yang dapat berdampak buruk. Beberapa
dampak kekerasan pada anak, yaitu:
1. Kurang memiliki kepercayaan
dan sulit menjalin hubungan
Anak yang pernah menjadi korban
kekerasan akan lebih sulit percaya pada orang, termasuk pada orangtuanya
sendiri. Hal ini juga dapat menyebabkan anak kesulitan dalam menjalin hubungan,
atau bahkan menciptakan hubungan yang tidak sehat di masa depan.
2. Memiliki perasaan tidak
berharga
Anak yang mendapat kekerasan juga
akan memiliki perasaan bahwa dirinya tidak berharga. Hal ini dapat membuat anak
mengabaikan pendidikannya dan hidupnya menjadi rusak dengan rasa depresi,
terutama pada korban kekerasan seksual.
3. Sulit mengatur emosi
Kekerasan pada anak juga dapat
membuat mereka kesulitan mengatur emosinya. Anak akan kesulitan mengekspresikan
emosi dengan baik hingga membuat emosinya tertahan dan keluar secara tak
terduga. Bahkan saat dewasa, dapat mengalihkan depresi, kecemasan, atau
kemarahannya dengan mabuk-mabukan atau mengonsumsi narkoba.
4. Merusak perkembangan otak dan
sistem saraf
Dampak kekerasan pada anak dapat
mengganggu perkembangan otak dan merusak sistem saraf. Akibatnya, hal ini
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak sehingga prestasinya dalam bidang
akademik dan kejuruan rendah.
5. Melakukan tindakan negatif
Anak yang mendapat kekerasan
lebih mungkin melakukan tindakan negatif, seperti merokok, konsumsi alkohol
berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, putus sekolah, dan terlibat
hubungan seksual berisiko tinggi. Selain itu, ia juga memiliki tingkat
kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.
6. Luka atau cedera
Kekerasan fisik pada anak dapat
menyebabkan luka atau cedera. Karena terlalu emosi, orangtua mungkin tidak
menyadari bahwa penyerangan fisik yang dilakukannya bisa melukai anak.
7. Risiko kematian
Dampak kekerasan pada anak
lainnya yang mungkin terjadi adalah kematian. Apabila orangtua melakukan
kekerasan pada anak yang masih belum bisa membela diri, bisa saja orangtua
terlalu keras memukul atau menyakiti anak, hingga anak kehilangan nyawa. Tak
hanya itu, meskipun anak sudah memasuki usia remaja, dampak kekerasan pada anak
yang satu ini pun masih tetap masih bisa terjadi. Apalagi jika orangtua tidak
dapat mengontrol amarahnya yang mungkin bisa berakibat fatal bagi anak.
Jika Anda merasa bahwa anak Anda
mengalami kekerasan, sebaiknya segera cari bantuan ke psikolog atau psikiater
anak. Anak perlu mendapat pendampingan yang tepat sehingga kondisinya mental
tidak terganggu. Namun, jika Anda merasa telah melakukan kekerasan pada anak,
maka hentikan perlakukan buruk Anda. Segera lakukan konseling dengan psikolog
atau psikiater untuk membantu Anda menghentikan hal tersebut sehingga tidak
lagi terjadi.
MR/ID
Posting Komentar untuk "Jenis dan Dampak Kekerasan Terhadap Anak"