[TReAK-TIVIAM, PRSTA-BRIN, 26/9] Hujan badai yang menghantam Depok selama beberapa hari terakhir telah berdampak signifikan merusak fasilitas publik dan menumbangkan sejumlah pohon (detik.com, 21/09; sindonews.com, 26/9).
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi setiap sore hari di Depok, Jawa Barat, pada 21, 24, 26 September tersebut secara umum dibangkitkan oleh penghangatan suhu permukaan laut di perairan barat daya Samudra Hindia dekat Jawa Barat dan Sumatera selatan.
Kondisi ini menyebabkan suplai uap air yang berlimpah (Gb. 1) untuk membentuk awan-awan konvektif lokal di kawasan Jawa barat dengan pusat badai skala meso terbentuk di Depok dan sekitarnya.
Meskipun demikian, hujan badai di Depok pada 3 hari tersebut erat kaitannya dengan pengaruh lokal yang menyebabkan 3 mekanisme badai yang berbeda (Gb. 2).
Pada 21/9, hujan badai terbentuk dari satu sel badai terisolasi yang mulai tumbuh sejak pukul 13:00 WIB hingga mencapai puncak pada pukul 18:00 WIB. Sel tunggal badai yang terkonsentrasi di Jabar ini didukung oleh angin dari selatan yang mengalami pembelokan menjadi angin dari utara menuju Depok dan sekitarnya.
Pada 24/9, hujan deras terjadi karena pengaruh pergerakan garis konveksi yang membentang di pesisir selatan Jabar. Pada 26/9, hujan badai terjadi karena proses penggabungan 3 sel badai di selatan dan utara Jabar menjadi badai skala meso yang terjadi di atas Depok.
Prediksi SADEWA (Gb. 3) menunjukkan Depok akan kembali mengalami hujan badai pada 27-28 September karena mekanisme pergerakan ke utara garis konvektif yang tumbuh dengan cepat pada sore hari di sepanjang selatan Jabar.
Masyarakat diminta waspada karena Depok juga telah memasuki musm hujan pada awal Oktober dengan intensitas 258 mm/10hari berdasarkan KAMAJAYA-PRSTA (Gb. 4).
Disclaimer: SADEWA dan KAMAJAYA merupakan produk litbang Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer (PRSTA) yang dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer dan badan operasional terkait. Informasi resmi mengenai cuaca dapat diperoleh dari BMKG.
*Penulis: Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) dan Tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (TIVIAM), PRSTA-BRIN.
Posting Komentar untuk "Depok Menjadi Pusat Pembentukan Badai Skala Meso, Begini Penjelasannya"